Menurut Arikunto (2006: 178), reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak dapat mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tetentu. Bila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun data diambil akan diperoleh hasil yang sama.
Istrumen yang reliabel mempunyai arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Bila peneliti sudah mengerti maksud dari pengertian ini, maka menentukan teknik mencari reliabilitas instrumen ini tidaklah sulit.
Secara garis besar ada 2 jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas external dan reliabilitas internal (arikunto, 2006:179). 2 Jenis reliabilitas ini menunjuk pada cara-cara menguji tingkat reliabilitas instrumen. Jika ukurannya berada di luar instrumen, dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas external. Bila perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen tersebut, maka menghasilkan reliabilitas internal.
- Reliabilitas External
- Reliabilitas Internal
Untuk melakukan uji reliabilitas external ada 2 cara, yaitu teknik paralel dan teknik ulang.
Teknik Paralel, terdapat 2 pasang instrumen, dikerjakan oleh sekelompok responden. Hasil dari 2 tes dikorelasikan.
Teknik Ulang, hanya terdapat 1 perangkat instrumen, diujikan sebanyak 2 kali ke responden yang sama dalam waktu yang berbeda, dan hasilnya dikorelasikan.
Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Terdapat bermacam-macam tenik pengujian reliabilitas internal. Pemilihan jenisnya didasarkan pada bentuk instrumen maupun keinginan peneliti. Penggunaan teknik yang berbeda menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda, karena dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik datanya.
Untuk beberapa teknik diperlukan persyaratan tertentu, sehingga peneliti tidak boleh memilih secara sembarang teknik-teknik tersebut. Teknik-teknik mencari reliabilitas internal instrumen antara lain, rumus Spearman-Brown, rumus Flanagan, rumus Rulon, rumus K - R. 20, rumus K - R 21, rumus Hoyt untuk instrumen yang penyekorannya 1 dan 0 (variabel diskrit). Sedangkan untuk instrumen yang skornya berupa rentangan nilai 1-10, 1-100, atau skala 1-3, 1-5, dll menggunakan rumus Alpha.
- Diantara rumus-rumus di atas, yang termasuk ke dalam teknik belah dua adalah rumus Spearman-Brown (belah dua ganjil-Genap dan Awal-Akhir), rumus Flanagan (belah dua Ganjil-Genap), rumus Rulon (belah dua Awal-Akhir). Bila menggunakan rumus yang tergolong pada teknik belah dua ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu butir pertanyaan harus genap dan antara belahan pertama dan kedua harus seimbang. Untuk lebih lengkapnya lihat pada Persyaratan Pengujian Reliabilitas Instrumen dengan Teknik Belah Dua.
- Bila jumlah butir pertanyaan ganjil, peneliti tidak bisa menggunakan teknik belah dua, rumus yang bisa digunakan adalah rumus K-R. 20, rumus K-R. 21, dan rumus Hoyt.
- Sedangkan Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
- Daftar Pustaka:
- Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment